Kamis, 23 Oktober 2014

Merawat Piaraan VS Merawat Hati Yang Jomblonya Awet

By : Nia Az Zahrani  -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
wow udah lama ngak ngeblog sampe kehabisan kata - kata buat ngeBlog. Ini semua kurangnya minat baca saya yang makin hari makin berkurang. hehe maklum sering galau dan nyibukkan diri dengan pekerjaan. lagi belajar jadi busssnies woman soalnya.
okeh kembali ke materi........................
   Apa sih dengan judul di atas ? Kenapa saya ambil dengan judul itu jadi bahan buat nulis di blog ? Ada yang salah dengan hati saya ? Apakah saya sidah tidak waras lagi ? ouhh itulah yang anda pikirkan kali ini sahabat jika kalian membaca judul di atas.  Apakah saya ALAYERS ? ouh tentu tidak sobat. lanjutkan  baca sampai habis yah ?
  Merawat Piaraan 
#sejarahawalpunyapiaraan
 Ehem tes tes tes 123 di coba.......
   Siapa yang di sini semua piaraan ? Pastinya semua pembaca punya piaraan dong. Jadi di sini ceritanya saya memang punya kucing sih di rumah. Tapi sayangnya beberapa hari yang lalu 4 ekor kucing saya di berikan ke orang. Istilahnya kalau di pontianak itu di sekolahkan (kucing aja sekolah. masa kamu enggak ? malu dong.). Istilah tersebut sudah mendarah daging di keluarga saya dari saya kecil hingga kini umur saya menginjak usia kepala dua. ngak tau juga sih yah apa maksud dari kata "Di Sekolahkan". Apakah itu hanya kata - kata halus untuk memberikan alasan klasik orang tua kepada anaknya ? atau apa ? Kalau logika saya orang tua sering menyebutkan kata - kata itu mungkin saja agar kita tidak terlalu bersedih dengan ketidak adaan kucing tersebut. karena faktanya kita sekolah mungkin siangnya kita pulang lagi ke rumah. Jika di sangkut pautkan dengan kejadian kucing di atas bahwa kucing yang di sekolahkan akan kembali dengan sendirinya. Dan lagi lagi fakta itu benar. kucingnya balik lagi ke rumah 1 ekor dan akhirnya di peliharaa lagi dan di rawat lagi dengan baik. 

#izinmemeliharapiaraan
   Di rumah saya bisa di bilang saya adalah salah seorang yang fanatik sekali sama kucing. Dari kecil sampai saat ini saya memang jatuh cinta sama yang namanya kucing. Tapi kucing yang saya pelihara adalah seekor kucing lokal. Bukan kucing yang mahal - mahal itu loh. Saya terkesima dengan suaranya yang unyuk unyuk menenangkan. Jadi tak heran jika saya punya 3 kucing di rumah. Karena fanatiknya saya terhadap kucing itulah akhirnya saya diizinkan untuk memelihara kucing. Memang lama sih dapat izinnya. Tapi seiring berjalannya waktu yah akhirnya bisa juga dapetin izin.

#merawatnya
    Gimana sih ngerawat piaraannya ? hehe mudah kok. Kucing lokal kalau di kasih nasi sama ikan asin aja udah di maem. Apalagi kalau di kasih ikan gembung rebus dan di gauli nasi. Semangat banget yah dia makannya. Kucing lokal ngak perlu di mandiin juga udah keliatan bersih dan halus bulunya. Saya mandiinya pas dia kecebur aja baru saya mandiin. heheh.. Sempet di tanya juga sih.       
                   "Kakak bulu kucingnya halus. sering di mandiin yah ?  " Tanya Adek tingkat.
                   "Enggak".Jawabku
                   "Kalau jarang mandiin berarti sering kecebur" Celoteh Adek Tingkat.
                   "Iya". Jawabku polos.

Merawat Hati Yang Jomblonya Awet
#sejarahnyamengenalcinta
testing testing..
     Mengenal cinta sih yah awalnya dari orang tua lama kelamaan di aplikasikan ke lingkungan sekitar. Jadi ngak heran banyak yang doyan bertemen dengan saya. (itu bohong. Tapi liat aja kenyataannya)
Banyak yang hilir mudik ketemuan 1 hari besoknya gak ketemuan dan menghubungi lagi. Huft.... mau apa coba cowok kayak begitu. Yah alhamdulillahnya belum nyampai pacaran sih. Yah mungkin Allah SWT terlalu sayang sama saya makanya di temukan 1 hari aja. Itu petanda lebih baik mengenal sedikit dari pada megenal banyak. Kalo sekarang sih lebih banyak bertemenya dari pada pacarn. Hehe......
 
#izinmemeliharahati
   Hehe kalau izin memelihara hati sih aku serahkan sama Allah SWT aja. Soalnya Allah SWT lagi demen - demennya ngasih saya banyak temen - temen baru yang musti di rawat hatinya. Walaupun ada beberaa yang gak seneng dan sering ngejekin terus sih. sampe sampe aku lawan. Tapi itu bentuk pertahanan diri aku agar gak di injak - injak terus sama mereka yang mungkin lebih sempurna perangainya di mata mereka hingga dengan seenaknya mencemooh saya.

#merawatnya
  Merawatnya sih simple. Liat - liat sikon aja dan ngak terlalu masuk ke kehidupan mereka. Kepo sikit - sikit boleh buat bahan pembicaraan. Selain itu kasih perhatian yang sama ketika kamu memperhatikan orang tua mu.

--------------------------sekian---------------- ---
  
  


Senin, 04 Agustus 2014

Kerja Lagi, Cari Uang Lagi

 Created By : Nia Az Zahrani



Source : https://amillavtr.files.wordpress.com/2013/03/woman-money-floor-l.jpg

Kerja, Kuliah, Istirahat, Ngeblog, Online, Ngerjain Tugas. Itulah kegiatanku akhir - akhir ini. Yah bagi anak muda seperti saya waktu - waktu ini mungkin waktu fokus - fokusnya kuliah. Tapi bagi saya ini peluang untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit rupiah untuk mencapai kebebasan financial dan mewujudkan keinginan terpendam di dalam hati. Memang belum seberapa, tapi insyaallah pas buat kantong saya. Tanggal 4 Agustus 2014 inilah waktunya saya sepenuh hati untuk bekerja lebih giat lagi. :) 

karena  Allah dan RasulNya menganjurkan umat Islam untuk berusaha dan bekerja. Apapun jenis pekerjaan itu selama halal, maka tidaklah tercela. Para nabi dan rasul juga bekerja dan berusaha untuk menghidupi diri dan keluarganya. Demikian ini merupakan kemuliaan, karena makan dari hasil jerih payah sendiri adalah terhormat dan nikmat, sedangkan makan dari hasil jerih payah orang lain merupakan kehidupan yang hina. Karena itu, Islam menganjurkan kita untuk berusaha, dan tidak boleh mengharap kepada manusia. Pengharapan hanya wajib ditujukan kepada Allah saja. Allah-lah yang memberikan rezeki kepada seluruh makhluk. Kalau kita sudah berusaha semaksimal mungkin, Insya Allah, rezeki itu akan Allah berikan sebagaimana burung, yang pagi hari keluar dari sarangnya dalam keadaan lapar, kemudian pada sore hari pulang dalam keadaan kenyang. Terlebih manusia, yang telah mendapatkan dari Allah berupa akal, hati, panca indra, keahlian dan lainnya serta berbagai kemudahan, maka pasti Allah akan memberikan rezeki kepadanya.

1-عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:لَوْ اَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ, تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا.

Dari Umar Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari dalam keadaan kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah, no. 4164]

Source :  http://almanhaj.or.id/content/2980/slash/0/anjuran-mencari-nafkah-dan-seorang-dai-tidak-boleh-bergantung-kepada-madu-muridnya/

Yah walaupun saya seorang wanita, tidak ada salahnya kan kita untuk bekerja dan mempunyai karier yang bagus tapi tidak melanggar aturan yang ada. Sebagai wanita kita harus paham apa - apa saja aturan yang ada sebelum datang di dunia kerja. Bukan karena emansipasi kita di tuntut bekerja. ini semua karena kebutuhan, dan mobilitas kita yang tiap tahun makin tinggi di era globalisasi ini. Maka dari itu kalian para wanita yang masih ragu dan canggung untuk berkarier, silahkan di coba saja dari bisnis kecil - kecilan dulu. Kita tidak pernah tau apa yang terjadi setelah kita giat bekerja di usia muda. Semboyan peyemangat kerja saya adalah Muda Di Tempa, Tua Bahagia !!!!

Rabu, 30 Juli 2014

Ucapan selamat Hari raya

Minal aidzin walfa idzin mohon maaf lahir dan batin ya guys... ntar ini blog bakalan di ramein dengan kegiatanku sebelum - sebelumnya yang belum sempat di postingin tapi udah beberapa aja yang muncul di fb... cekidot guys......

Minggu, 16 Maret 2014

Secarik Kisah Office Girls



           
by : kurnia
Sore itu, Aku duduk di balkon rumah di temani segelas teh hangat. Pandanganku melihat kelangit – langit yang tampak ke orangean. Di balkon Aku hanya bisa merenungi nasibku sebagai seorang sarjana Strata 1 Ilmu Ekonomi. Mungkin pandangan sebagian orang Strata 1 Ilmu Ekonomi lazimnya bekerja di sebuah bank, perusahaan BUMN, dan di dalam sebuah instansi pemerintahan.  Namun presepsi itu hanya fatamorgana bagiku. Aku sekarang hanya bekerja sebagai office boy di sebuah Bank. Walaupun gajiku mungkin pas – pasan, Aku tetap bersyukur dengan hasil kerjaku ini. Setidaknya Aku buka lulusan Sarjana Strata 1 yang terlantar karena tidak mendapatkan pekerjaan. Aku juga sangat beharap adanya perubahan signifikan dengan pekerjaanku.
            Setiap tengah malam, Aku berdoa kepada Allah semoga diberi rezeki yang halal dan di berikan kesehatan di jasmani dan rohani ini untuk melakukan aktifitas hari esok. Tak lupa juga Aku lantunkan ayat – ayat suci Al – Qur’an agar jiwaku serasa tenang dan tidak bimbang dalam menentukan pilihan. Karena dengan cara itulah Aku dapat kuat melalui hari – hariku . Kebiasaan – kebiasaan seperti itu memang sudah Aku wajibkan agar Aku lebih dekat kepada-Nya. Bukan hanya karena jika ada masalah saja Aku lakukan itu. Dalam Keadaan sedih maupun senang, kegiatan itu selalu Aku lakukan.
“Ndok, sebelum pergi ke kantor, mbok ya makan dulu. Ibu sudah menyiapkannya di meja.” Kata Ibu sambil berlalu.
“Nggeh Bu. Aku mandi dulu.” Sahutku.
            Sejak Aku SD sampai sekarang sudah bekerja, Ibu selalu membuatkan anak – anaknya sarapan. Sedangkan Aku anak perempuannya tak pernah sama sekali menyentuhkan tanganku untuk meracik sendiri makananku. Ibu terkadang melarangku karena takut Aku melakukan kesalahan. Ibu juga pernah bilang kepadaku alasan kenapa dia tak membiarkanku memasak untuknya.
“Ndok, ada saatnya kamu memasak. Tapi bukan sekarang. Ibu hanya ingin kamu berfokus pada pekerjaanmu Ndok. Ibu tidak mau merepotkanmu. Selama Ibu masih mampu membuatkanmu sarapan kenapa tidak ?” Kata Ibu.
Aku yang mendengarkan perkataan itu hanya bisa terdiam dan memutar otak sambil bagaimana caranya agar Aku dapat memasak – masakan enak untuknya. Selain itu, Aku pun berusaha keras untuk tidak menceritkan semua masalah yang terjadi pada diriku selama Aku bekerja. Aku hanya terbiasa curhat kepada-Nya.